Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Mencetak Kader yang Bermental Baja

Kabid PPPA HmI Komisariat Syariah Sunan Ampel 2013-2014

Oleh: Sutopo
Sebelum kita berbicara panjang lebar mari kita pahami terlebih dahulu arti dari kader itu sendiri, menurut kamus besar bahasa Indonesia (kbbi) pengertian kader adalah orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dipemerintahan[1]. Selanjutnya menurut AS hornby (dalam kamusnya oxford advanced learne’r dictionary) dikatakan bahwa “cadre is a small group of people who are specially chosen and trained for a particular purpose”  atau “ cadre is member of this kind of group; they were to become the cadres of the new commuiny party”  jadi kader adalah “kelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar”.[2]
Dari pengertian tersebut jelas bahwasanya  organisasi  Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi yang mengkedepan kualitas bukan kuantitas alias benar-benar membina anggotanya untuk menjadi dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) disitu semua anggota biasa terlibat dalam segala kegiatan yang berbau kepemimpinan, yang mana didalam kegiatan tersebut terjadi yang namanya gesekan pemikiran atau adu argumentasi untuk mewujudkan satu konsep dalam melakukan suatu acara, nah disitulah kekritisan kita akan terasah bagaimana cara agar kita bisa memenangkan argumentasi kita masing dengan berbagai logika atau penjelasan yang bisa diterima oleh orang banyak. Berbicara tentang mental baja yaitu kekuatan untuk menahan cemooh dari berbagai pihak atau pun cobaan yang lain, nah disini kenapa saya mengatakan bahwa HMI mencetak kader yang bermental baja kita bisa lihat dari kegiatan-kegiatan di HMI itu sendiri. Contoh didalam HMI biasa mencari dana di berbagai tempat untuk menghasilkan dana, semua itu butuh pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, agar mendapat dana. Karena saking terbiasanya anggota HMI berjibaku dengan hal-hal yang menantang nyali. Contoh lagi anggota HMI bisa dibilang anggota yang minortas dibanding dengan organisasi lain,nah dilihat dari situ banyak anggota HMI banyak yang terpojokkan untuk mempertahankan eksistensi oleh sebab itu mau tidak mau anggota HMI harus beradu strategi dengan kaum mayoritas agar tidak terjadi penindasan yang berlarut-larut.
Melihat dari contoh diatas jelas bahwa didalam HMI sering terjadi gesekan atau perbedaan pemikiran untuk menyamakan persepsi yang paling cocok, dan juga banyak tekanan dari luar organisasi sehingga halangan dan rintangan sudah menjadi asam garam yang harus diselesaikan. Dengan kebiasaan tersebut sudah sepantasnya kader HMI dikala mendapat halangan rintangan bisa dihadapi dengan bijak dikarenakan sudah terbentuk mental yang menjadi baja .


[1] Kbbi.
[2] Hasil-hasil kongres hmi 26,halaman 308.

Posting Komentar

0 Komentar