HmI Sekarang dan Akan Datang

Ketua umum HmI Komisariat Syariah Periode 2012-2013

Oleh: Abdul Halim
Perjalanan organisasi HMI sudah mencapai 65 tahun, tentunya sudah banyak yang diasakan, mulai dari pujian, cemoohan. Pada tahun 1950 pernah HMI mau dibububarkan disebabkan hanya beberapa orang saja yang menjadi pengurus HMI, yaitu, Lafran Pane, A. Dahlan, dan Ranuwiharja. Kampus belum seramai sekarang, malah ada yang terpaksa gulung tikar. MS. Mintarej pergi ke Pasundan, M.Sanusi ke Jakarta Amad Tito Sudirjo berpindah tugas ke bidang militer. Terpaksa Lafran Pane, sebagai perakarsa pendiri HMI, beberapa kali mengambil alih PB HMI, bukan karena ambisi dan cari popularitas, tetapi karena tanggung jawab semata, untuk keberlangsungan hidup HMI yang didirikannya bersama teman-temannya.
Dengan kesabaran, ketekunan, dan keuletan yang tidak kenal lelah serta menyerah. Lafran Pane, Dahlan menghimpun dan membangun kembali sisa-sisa kekuatan yang masih ada dan mungkin diajak, mengkonsolidasikan kembali, sehingga HMI dapat tampil, sebagaimana layaknya suatu organisasi. Beberapa tindakan yang dilakukan pada saat itu, memindahkan kedudukan Pengurus Besar HMI bulan juni 1951 dari Yogyakarta ke Jakarta. Hal itu merupakan cara yang arif dan bijaksana, merubah dan membawa kepada iklim baru,menuju pertumbuhan dan perkembangan HMI untuk masa-masa mendatang.
Sebagai organisasi kader dan alat perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan, pada saat itu HMI selama 13 tahu konsolidasi. Langkah-langkah strategis dan pasti dilaksanakan secara tertib dan konsepsional. Pembinaan anggota, yang diarahkan menjadi seorang sarjana muslim, yang memiliki ilmu pengetahuan dan kecakapan, untuk menjadi kader bangsa. Pembinaan dan penghayatan ajaran agama Islam para anggota merupakan sasaran pokok yang harus dicapai. Tugas kemasyarakatan, dimana manusia sebagai makhluk social, merupakan tugas kemanusiaan sepanjang masa yang merupakan bagian hidup dari setiap manusia mendapat porsi sebagaimana mestinya. Kepentingan individu, penyaruran bakat seperti, kesenian, olahraga, rekreasi, hiburan studi tour, semua itu disalurkan dengan cepat.
Pembinaan anggota HMI pada saat itu meliputi, keislaman, kebangsaan, dan nasionalisme, pemibinaan intelektual, kecintaan, dan kebanggaan terhadap HMI, atau lazim disebut ke-HMI-an, kemasyarakatan, penyaluran bakat dan keinginan, latihan dan perkaderan yang secara terus-menerus lakukan segenap pengurus, baik dari tingkat Komisariat, Cabang, Badko dan juga Pengurus Besar HMI.
Satu ciri khas yang dibina HMI, adanya kebebasan berpikir dikalangan anggotanya, pada hakekatnya timbul pembaharuan, karena adanya pemikiran yang bersifat dinamis dari masing-masing pribadi kader HMI. Sesuai dengan perkembangan nasional bangsa Indonesia yang meliputi bidang politik pendidikan, ekonomi, agama dan kebudayaan. Disebabkan beberapa hal tersebut pergolakan pemikiranpun tidak bisa dibendung bahkan merupakan suatu keharusan. Beberapa faktor yang menimbulkan pemikiran itu, perkembangan dan kemajua tekgnologi modern, perkembangan sosial, ekonomi dan kebudayaan, tumbuh dan berkembangnya pemikiran-pemikiran modern dalam Islam, kemajuan ilmu pengetahuan. Sehingga beberapa masalah pun timbul dikalangan anggota-anggota HMI diantaranya masalah keagamaan, politik, pendidika, ekonomi, kebudayaan, kemasyarakatan, penataan dan pembinaan organisasi, yang hingga kini masih berkelanjutan.
Saat ini HMI sedang dirindung pilu berbagai macam masalah, memang masalah itupun ada penyebabnya, seperti: pertama, keanggotaan HMI, baik ditinjau dari tingkat pemikiran, pemahaman keagamaan, politik, ekonomi, social, budaya, persepsi kenegaraan, kemasyarakatan. Kedua, HMI sebagai alat belum mampu sebagai wadah managerial untuk mengantispasi semua permasalahan. Hal ini disebabkan terbatasnya masa jabatan pengurus, sarana dan prasarana belum memadai, anggota HMI masih dituntut menyelesaikan tugas pokoknya yaitu kuliah. Ketiga, pola pikir yang belum mendapatkan persamaan. Keempat, faktor-faktor lain yang sangat komplek.
Permalasahan yang sangat kongkrit saat ini, sekian banyak kader HMI tetapi sungguh sedikit yang berperan untuk mewujudkan cita-cita organisasi dan tentunya cita-cita bangsa ini. Secara sederhana menurut anilisis penulis kenapa HMI hari ini kurang diminati mahasiswa, dan public juga kurang percaya kepada HMI desebabkan, kebanyakan kader HMI tidak lagi memmang teguh amanah konstitusi pasal 6 yaitu “ HMI bersifat indefenden”. Perilaku kader HMI sekarang sudah banyak yang pragmatis, hanya memikirkan keuntungan ketika ia berbuat. Bahkan hari ini pimpinan HMI hanya segelintir orang yang tetap memegang teguh sifat indefendennya, banyaknya kader HMI yang salah dalam menafsirkan kalimat indefenden itu sendiri. Mereka berpikir karena indefenden artinya bebas atau tidak terikat makanya sesuka hati mereka berbuat. Padahal dalam penjelasan tafsir indefenden itu sudah jelas yaitu tidak terikat artinya sesuai dengan hati nurani, dan cendrung kepada sifat hanif (kebenaran).
Pada intinya hari ini banyak permasalahan yang sangat komplit di tubuh HMI sendiri, disebabkan tidak indefenden para pengurus HMI, dan juga anggota HMI, bahkan alumni HMI itu sendiripun tidak berhak menginterpensi anggota HMI, karena hubungan HMI dengan alumni HMI hanya sebatas historis saja. Tetapi hari ini menurut hemat penulis, sudah banyak interpensi alumni HMI terhadap anggota HMI sendiri. Sebagian penyebabnya karena kebanyakan anggota HMI punya ekonomi rendah, sehingga anggota HMI banyak yang termakan budi kepada alumninya, sehingga sering kita lihat jika alumni HMI mengintruksikan sesuatu jarang sekali kader HMI menolaknya, sekalipun itu terkadang melanggar indefendensi HMI.
Kepemimpinan dalam diri kader HMI sangat berpengaruh terhadap keadaan bangsa Indonesia saat ini, jika hari ini kita lihat HMI sendiri terjadi perpecahan baik secara struktural ditingkat Pengurus Besar tanpa kita sadari itu juga merambas ke tingkat Cabang. Dan itu sangat berdampak terhadap kondisi Indonesia. Maka hari ini HMI harus mengembalikan khittoh perjuangan HMI itu, yaitu kembali memperjuangkan NKRI dan juga mengamalkan syariat Islam, sehingga perilaku dan sikap kader HMI dalam kehidupan dinaungi atas ridho Allah SWT.
Kondisi HMI hari ini, sangat berdampak terhadap keadaan HMI masa akan datang, jika hari ini kita masih tetap mengutamakan perdebatan, tanpa memberikan solusi cerdas, maka berarti tidak salah jika masa akan datang keadaan HMI lebih terpuruk dari saat ini. Latar belakang Alm. Lafran Pane mendirikan HMI dan menamakannya dengan himpunan, bukan ikatan, pergerakan, kelompok, kesatuan, tidak lain hanya untuk menghimpun seluruh mahasiswa Islam tanpa memandang suku, dan ras. Jika dihubungkan kondisi Madinah ketika Rasulullah SAW berdakwah, masyarakat setempat bisa menerima ajaran dan syariat Islam dengan baik, karena kondisi masyarakat setempat adalah heterogen. Sehingga Rasulullah SAW lebih mudah menjelaskan ajaran Islam ketimbang di Mekkah yang masyarakatnya homogen. Perbedaan yang kita miliki jika kita buat menjadi sebuah kesatuan itu lebih indah daripada kita perdebatkan. Tidak ada alasan bagi kader HMI hari ini untuk berpartispasi untuk mencapai tujuan organisasi HMI.
HMI sebagai organisasi perjuangan seogianya harus lebih banyak membuat program kerja yang menyentuh masyarakat dan mahasiswa. Karena elemen ini adalah basis pergerakan HMI untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang kita cintai ini. Maka kondisi HMI sekarang adalah gambaran umum HMI akan datang dan tanpa kita sadari itu juga berpengaruh terhadap kondisi Negara ini, sebab disetiap sisi mulai dari, pegawai, pengusaha, dan para pemimpin-pemimpin Negara ini sudah banyak alumni HMI.



Posting Komentar

1 Komentar