Kader HmI: Giving or Looking For




Oleh: Syamsul Arifin
HMI tidak hanya sekedar berkepanjangan Himpunan Mahasiswa Islam, namun ada singkatan nyentrik dari masyarakat karena bentuk partisipasi yang besar, yakni Harapan Masyarakat Indonesia. Akreditasi yang diterima HMI dari masyarakat sangat indah dan penuh antusiasme untuk mewujudkan esensi masyarakat adil makmur yang diridloi Allah Ta’ala. Menarik pembahasan ketika merujuk pada romantisme sejarah berdirinya HMI. HMI tidak hanya memberikan hakekat beragama secara pemikiran namun HMI juga bertarung fisik untuk memberikan kemerdekaan pada umat manusia di Indonesia. Ini salah satu wujud nyata partisipasi HMI kala sejarah berjalan dan bukti pengabdian HMI terhadap masyarakat Indonesia.
Di atas adalah wujud partisipasi HMI berskala besar. Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan kader HMI. Apakah kader memberi sesuatu pada HMI atau mencari sesuatu dalam HMI.  Pertanyaan mendasar inilah yang harus dibreak down oleh para kader. Karena mencari dan memberi adalah suatu yang berbeda dan masing-masing mempunyai warna tersendiri pada HMI.
Jonh F. Kennedy pernah berkata “Jangan tanyakan apa yang Negara berikan padamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan pada Negaramu.  Kalimat di atas banyak dibicarakan banyak organisasi, layaknya kalimat “ Berjasalah namun jangan meminta jasa ”. Substansi dari kalimat di atas adalah member (giving) dan sebagai tombak semangat bagi anggota suatu organisasi. Memberi fersi Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menyerahkan, membagikan. Sesuai dengan pengertian di atas dapat membahas dua kata, yakni kata menyerahkan dan membagikan.  Menyerahkan diterapkan pada kader HMI adalah apa yang kader bisa lakukan untuk HMI, menunjukkan sikap loyalitas tinggi kepada HMI. Sebelum kader masuk pada organisasi HMI pasti membawa suatu budaya, pola pikir, keterampilan yang selayaknya bisa diserahkan pada HMI. Sehingga HMI bisa menjadi organisasi yang benar-benar harapan masyarakat Indonesia. Karena keberagaman isi yang dimiliki HMI yang diberikan oleh para kader. Kata kedua membagikan, menilik pada kata ini terdapat makna bagaimana kader membagi antara apa yang menjadi milik kader dan mana yang menjadi milik HMI. sehingga pemetaan ini akan berbuah keharmonisan dan dinamisasi HMI, karena jika kader hanya mengunggulkan hak pribadi tanpa membagi antara hak HMI maka yang terjadi egoisme merajalela di keluarga HMI.
Mencari (Looking For) adalah kata berasal dari cari dengan terdapat semangat gigih untuk mendapatkan. Namun konotasi buruk muncul pada kata ini, yakni pragmatisme.  Dengan keadaan zaman yang menuntut seseorang menjadi profesional. Lebih spesifik kita tarik pada kader HMI saat ini. Sejak awal kader masuk di HMI ditanya, anda masuk di HMI apa yang anda cari? kader menjawab saya mencari kesuksesan. Sikap ini harus di filter sejak awal kader berkecimpung di HMI. karena jika suatu saat hal yang dicari  tidak didapatkan akan timbul kekecewaan pada kader. Kemudian mencari ini dengan pragmatismenya sangat mempengaruhi kader dalam melakukan setiap kegiatan yang di berikan oleh HMI. Kader berpikir, jika kegiatan ini menguntungkan saya maka saya ikut, namun jika kegiatan ini tidak ada untungnya bagi saya sama sekali maka saya tidak akan ikut. Dan lagi-lagi efektivitas di HMI semakin terganggu dengan sikap kader yang demikian. Lebih-lebih jika sikap ini dibawa kader sampai menjadi bagian di masyarakat. Ketika kader menjadi orang sukses maka dia akan berkata inilah hasil saya di HMI, namun ketika kader gagal, maka akan berkata HMI tak memberi apa-apa pada saya.
Solusi tepat dalam permasalahan ini adalah penataan niat ketika awal kader masuk pada HMI dan bahwa HMI adalah organisasi kader, bukan organisasi profit. Niat sangat berperan penting dalam aktivitas. Efektivitas dan berwarnanya HMI bergantung pada kader dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada di HMI. sehingga HMI benar-benar menjadi harapan masyarakat Indonesia. Karena bisa berimplikasi pada pola sikap kader ke depan. Menjadi kader adalah berproses atau belajar dalam hidup bermasyarakat yang ruang lingkupnya kecil yang kemudian mengimplementasikan hasil belajar kepada masyarakat yang ruang lingkupnya lebih luas agar menjadi makmur dan di ridloi Allah Subhanahu wa Ta’ala. YAKUSA.

Posting Komentar

1 Komentar