Manajemen Strategi





Oleh: Moh. Hasan

Kejumudan aktifitas organisasi HMI, sedikit demi sedikit telah membuat HMI kehilangan orientasi dalam mengejar pencapaian misi organisasinya. Akibatnya HMI selalu terlambat untuk mengantisipasi perubahan zaman baik dalam persoalan day to day politics hingga masalah perumusan masa depan peradaban umat dan bangsa. Untuk itu, diperlukan penyegaran sistem organisasi yang dapat memberikan HMI sebuah early warning system sebagai respon kontemporer terhadap situasi dan kondisi internal maupun eksternal. Kemunduran HMI disebabkan karena HMI gagal untuk mengambil peran-peran serta posisi yang strategis untuk dapat memimpin perubahan yang terjadi di masyarakat. Setidaknya HMI selama ini hanya berfungsi sebagai pengikut dalam arus perubahan, belum mengendalikan perubahan tersebut.
Manajemen modern memberikan solusi bagi permasalahan organisasi seperti yang dihadapi oleh HMI, yaitu melalui penerapan manajemen strategis yang melibatkan perencanaan strategis organisasi sebagai mekanisme organisasi untuk menetapkan dasar pijakan, arah dan strategi organisasi menghadapi keadaan zaman yang penuh dengan kompetisi, penuh dengan ketidakpastian, dan penuh dengan resiko.
Sistem nilai HMI yang berpedoman pada nilai dasar perjuangan (ideologis), nilai-nilai fundamental (sosiologis), dan misi (politis) harus bisa diderivasi ke level implementasi dilapangan, dan ini membutuhkan fleksibelitas kerja manajemen yang mampu sigap dan tanggap dan tidak gagap menghadapi keadaan kontemporer yang selalu berubah, dengan begitu HMI selalu dapat mengambil posisi dan peran yang strategis dalam perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut. Ini dikarenakan HMI telah memiliki blue print yang jelas mengenai apa yang akan dilakukan, dan langkah apa yang harus dilakukan bila hal yang direncananan tidak bisa di implementasikan dilapangan.
Logika dasar dari perencanaan strategis adalah, dalam lingkungan dunia yang berubah secara pesat dan tak menentu, suatu organisasi memerlukan kemampuan untuk melakukan perubahan rencana dan manajemen dengan tepat. Maka, kemampuan untuk senantiasa melakukan penangkapan lingkungan eksternal dari organisasi, serta upaya terus-menerus senantiasa melakukan penelaahan kemampuan dan kelemahan organisasi internal menjadi prasayarat bagi organisasi untuk tetap strategis. Dengan kata lain perencanaan startegik merupakan analisa sistematis dan perumusan sasaran ke depan, mengenai respon-respon dan pilihan-pilihan, serta pemilihan optimal dan penetapan instruksi-instruksi untuk mengimplementasikannya secara rasional dalam organisasi.
Dengan demikian perencanaan strategi berangkat dari misi dan visi, mandat dan nilai-nilai yang menjadi dasar suatu organisasi untuk berkembang menjadi visi organisasi di masa mendatang. Proses analisis yang mengaitkan antara misi dan visi, serta perkembangan lingkungan eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal ini akan membawa organisasi menemukan arah menuju yang paling strategi paling efektif.
Manfaat manajemen startegik bagi organisasi sosial adalah sebagai berikut:
  1. Perannya sangat berarti dalam membantu organisasi untuk menetapkan isu strategis yang perlu, dan relevan untuk diperjuangkan. Sementara banyak organisasi sosial tidak mampu menetapkan isu-isu strategis sehingga perjalanan organisasi bersifat rutin ataupun reaktif.
  2. Perencanaan strategis bermanfaat untuk menyadarkan terhadap keseluruhan anggota ataupun stakeholder seluruh organisasi mengenai visi, misi, mandat, serta nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Hal ini penting untuk menghindari organisasi tanpa kejelasan visi dan misi, atau hanya sebagian kecil elit organisasi yang mengerti dan memahami visi dan misi organisasi, sementara sebagian besar anggota tidak memahami atau tidak terlibat penetapannya.
  3. Organisasi sosial yang memiliki perencanaan strategis tidak hanya akan mampu membantu organisasi itu tetap relevan dengan perubahan lingkungan sosial politik, namun bahkan mmpu mempengaruhi, mengarahkan, dan membentuk sistem sosial, politik, dan ekonomi yang sesuai dengan visi dan misi organisasi.
  4. Konsolidasi organisasi secara berkala, yang akan membawa pada suasana meningkatnya partisipasi keseluruhan anggota dalam proses pengambilan keputusan yang mendasar, serta menghindarkan terjadinya pross alienasi bagi elite organisasi terhadap masa anggotanya.


Posting Komentar

0 Komentar