Dekadensi Peran HmI sebagai Konstruktor Bangsa

Ketua Umum HmI Komisariat Syariah Sunan Ampel Periode 2013-2014


Oleh: Reza Mubarok      
Peran kaum muda (pemuda) dalam kancah sejarah republik ini sangatlah dominan. Bukan hanya dalam lingkup perjuangan, namun juga dalam hal pembangunan. Rasa heroisme pemuda pada tempo doeloe disulut oleh api revolusi fisik dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan negeri tercinta ini. Namun seiring perkembangan zaman, perjuangan pemuda bukan hanya dilakukan secara fisik, namun juga melalui diplomasi. Memperjuangkan bangsa melalui organisasi-organisasi kepemudaan, sosial dan politik dan bahkan memperjuangkan bangsa melalui kegiatan-kegiatan intelektual.
         Karakter pemuda akan menjadi identitas bagi zamannya. Posisi pemuda yang menjadi poros punah tidaknya suatu bangsa, menempatkan pemuda pada posisi strategis untuk membangun suatu peradaban. Namun diakui atau tidak, hal itu jarang sekali disadari oleh kaum muda. Semangat heroisme-patriotisme mulai luntur pada pemuda era kekinian.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM yang notabene-nya adalah organisasi yang berperan sebagai organisasi perjuangan pun kini mulai keropos. Kader HMI saat ini masih ter-hegemoni oleh imperium sejarah yang dilukis “kanda-kanda”nya. Setelah runtuhnya era orde baru, belum banyak hal signifikan yang di telurkan HMI. Tak terelakkan saat ini HMI kurang berperan dalam ranah kebangsaan ini.
Pasca reformasi, bangsa ini justru penuh dengan ketidak-pastian. Seperti halnya tidak dihormatinya hukum dan keadilan (law and order). Ekspektasi pemuda dan mahasiswa “peruntuh” rezim orde baru rasanya hanya tinggal isapan jempol. Implikasinya adalah harga diri bangsa yang semakin terpuruk di mata dunia. Hal ini sudah dianggap biasa oleh kalangan muda saat ini (HMI). Padahal, hal inilah yang seharusnya dikritisi dan terus kemudian diperjuangkan oleh kalangan muda untuk memperjuangkan jati diri bangsanya (pride as indonesian).
Para intelektual HMI saat ini harusnya mencari solusi kongkret atas permasalahan yang sudah dianggap biasa namun implikasinya luar biasa ini. Bukan saatnya kader HMI bermain sandiwara retorika yang tak jelas jluntrungannya. Karena sejatinya kader HMI digodog untuk menjadi pemimpin bangsa, maka jiwa patriotik-nasionalis harus ditumbuhkembangkan dalam internal para kadernya.
Restorasi peran HMI yang dulu sebagai konstruktor bangsa harus segera mulai digalakkan. Sebelum kesana, internal HMI harus diperbaiki terlebih dahulu. Kader HMI harus mempunyai citra kualitatif. Dimana seorang kader dituntut untuk memiliki idealisme murni, dinamis, kritis, kreatif, inovatif, dan memiliki semangat herois dalam ranah berbangsa dan bernegara. Yang paling penting adalah “sadar” akan keadaan bangsanya dan “tahu” apa yang akan diperbuatnya menyikapi hal itu. Dari itu kader HMI akan menjadi agen akselerator transformasi.



Posting Komentar

0 Komentar